Masih Ada Jalan
Kuberdiri di ujung jalan ini
Langit tak berwarna
Gelap di depan
Kakiku merintih,
Lelah kutulisi jejalanan ini
Mataku terpejam,napasku terhenti,asaku sirna
Aku ingin pulang
Seperti dulu
Malam tak Bertuan
Malam ini tak bertuan
Tergantung di dahan kelapa
Merayapi mata-mata rapat terpejam
Semua enggan menyambut tangannya
Ah, srigala mimpi telah merampas kenikmatan bercinta
Butiran peluh tak lagi mengalir, jemari tak lagi mengurut ruasnya
Ruh-ruh melayang jauh digenggam khayal dihempas di sudut sadar sesalan
Malam gontai merangkak
Berlalu tanpa ada yang
menyapanya.
Surat untuk Tuhan
Tuhan,
Kumohon izin padaMu untuk turun dari surga
Berjalan-jalan di pasar-pasar dunia yang becek
Menikmati gadis-gadis cantik yang bau kentutnya
Sembari menghisap cerutu yang tak ada di sana.
Tuhan,
Kumohon izin padaMu untuk turun dari surga
Hadir di majelis pengajian pembesar
Khusuk mendengarkan para dewa mendebatkan kemakmuran rakyat
Dalam ruangan sejuk, kursi empuk, dan amplop bertumpuk
Mereka pulang diantar gerobak besi berkilapan dalam kawalan lelaki jantan
Terpampang iklan-iklan manusia yang mereka perjuangkan
Tatapan nanar
Tulang berbalut sutra kumal tanpa tambal
teraniaya zaman di pinggir kali berair hitam.
Tuhan,
Kumohon izin padaMu untuk turun dari surga
Membawa berpeti-peti anggur, apel, dan semangka untuk mereka
Menanam bibit rahmanMu di dunia
Agar mereka selalu dapat memanen buahnya setiap masa
Memandikan para dewa dengan air surga agar terbuka mata hatinya
Tuhan,
Kumohon izin padaMu untuk turun dari surga
Membawa kedamaian di sana
Agar tercipta di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar